KH. Luqman dan Gus Hans Gaungkan Gerakan Ayo Mondok demi Memperkuat Pesantren Aman dan Santri Melek Digital

author avatar
PP Nahdlatussubban
Apr 24, 2025 7 months ago
hero image

Magetan, NHD Online

Bayangkan pesantren masa depan, tempat di mana tradisi luhur bertemu dengan terobosan teknologi tanpa batas. Dengan semangat yang revolusioner, KH. Luqman Harist Dimyathi, pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, bersama KH. Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang, meluncurkan kembali Gerakan Ayo Mondok sebagai wujud tekad untuk memperkuat peran pesantren di seluruh Jawa Timur. Inisiatif ini bukan hanya menegaskan kembali pesantren sebagai lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman, tetapi juga menjadikannya pionir dalam mengadaptasi teknologi digital yang modern dan relevan untuk zaman sekarang.

Dalam momentum silaturahmi Halal Bihalal Sothel Group yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan pada hari Rabu (23/04/2025), KH. Luqman menekankan bahwa persatuan antar pesantren adalah kunci untuk mencetak generasi yang bertakwa, cerdas, dan memiliki integritas tinggi. Sementara itu, Gus Hans menggugah kesadaran publik dengan menyingkap fakta insiden kekerasan yang pernah terjadi, sehingga menekankan urgensi langkah strategis untuk mengembalikan dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pesantren.

Sebagai langkah konkret menuju transformasi, gerakan Ayo Mondok akan menggelar acara Muhalaqoh pada minggu ketiga bulan Mei di Pondok Pesantren KH. Anwar Iskandar, Ngasinan. Acara ini terdiri dari dua sesi utama, yaitu Muhasabah dan Halaqoh. Sesi Muhasabah akan dipandu oleh Alissa Wahid, dalam sesi muhasabah yang akan digelar para pengasuh pesantren akan diajak untuk mendalami solusi serta merumuskan strategi pencegahan kekerasan seksual secara komprehensif.

Sementara itu, sesi Halaqoh akan menghadirkan tokoh publik Raffi Ahmad dalam diskusi yang akan membahas peran penting Santri, Bu nyai, dan Kiai dalam memahami serta menguasai lanskap multiplatform dan media sosial. Tujuan dari sesi ini adalah untuk mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan di era digital dengan lebih baik.

“Inovasi ini bertujuan untuk membekali santri dengan kemampuan digital yang esensial, sekaligus tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur serta tradisi pesantren,” ujar Gus Hans. Ia juga mengungkapkan visi ambisiusnya untuk melibatkan santri dalam program televisi, dengan tujuan menampilkan citra pesantren yang lebih positif, profesional, dan relevan bagi masyarakat modern.

Melalui gerakan Ayo Mondok, pesantren tidak hanya menjadi tempat yang terus meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga menjadi simbol harmonisasi antara kemajuan digital dan nilai-nilai tradisional yang mendalam. “Sinergi antara ulama, tokoh publik, dan media adalah pijakan strategis untuk menarik minat generasi muda dan menjadikan pesantren sebagai institusi unggul yang siap menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.